Rabu, 23 September 2009

ARTIKEL: DEPRESI DALAM DUNIA KERJA

Mazmur 42:12 : “Mengapa engkau tertekan hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!”

Akan ada banyak tekanan yang dapat menyebabkan kegelisahan dalam hidup ini. Apalagi buat orang-orang yang mengalami suatu permasalahan dalam kesehariannya, hal ini juga berlaku baik bagi para orang tua, anak, seorang pelajar, pekerja, dlsbnya. Dengan kata lain sebuah masalah dapat dialami oleh siapapun di dalam dunia ini, tanpa memandang umur, status, atau pun jabatan. Hal-hal yang paling banyak dialami oleh seseorang sehingga banyak mengalami tekanan, yang dapat menimbulkan depresi, adalah dalam dunia kerja. Hal ini disebabkan karena hampir ½ lebih dari hidup kita digunakan untuk bekerja. Depresi dalam dunia kerja dapat dilihat mulai dari awal saat mencari pekerjaan, saat telah bekerja, sulitnya mempertahankan pekerjaan, atau mungkin ketika dipecat dari sebuah pekerjaan, semua hal tersebut menggambarkan bahwa dunia kerja tidak akan pernah lepas dari yang sebuah depresi.
Menurut seorang ilmuwan terkemuka yaitu Philip L. Rice, depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang telah berlangsung beberapa hari atau bahkan beberapa minggu yang telah mewarnai seluruh proses mental seperti perasaan, pikiran ,dan juga tingkah laku.
Depresi merupakan masalah psikologi yang umum terjadi. Kebanyakan orang yang mengalami depresi tidak mendapatkan perawatan yang tepat. Bahkan lebih parah lagi, banyak yang kurang menyadari gejala-gejala yang timbul sehingga depresi menjadi masalah yang sangat rumit seperti sebuah “benang kusut kehidupan”. Depresi merupakan penyebab utama dan juga terbesar sering terjadinya berbagai kasus bunuh diri. Diperkirakan pada tahun 2020, depresi menempati peringkat kedua sebagai masalah kesehatan yang paling banyak diderita orang di dunia ini, setelah penyakit jantung. Karena itu sangat perlu mengetahui gejala-gejala dari sebuah depresi. Seseorang yang mengalami depresi dalam pekerjaannnya sangat mempengaruhi kinerja kerja baik orang tersebut, lingkungan kerja, maupun dalam tempat pekerjaannya.
Ada beberapa gejala yang timbul akibat depresi, seperti:
1. Gejala Fisik:
Stephen Covey dalam bukunya The Seven Habits of Highly Effective People, mengatakan :”Anda tidak dapat menerapkan efisiensi terhadap manusia.. Anda hanya mungkin menerapkan efektifitas terhadap manusia dan efisiensi terhadap benda.”
Akibat dari gejala fisik yang terjadi adalah:
Menurunnya Efisiensi Kerja.
Orang yang terkena depresi sangat sulit untuk dapat memfokuskan perhatian dan pikirannya pada sesuatu hal dalam pekerjaannya. Mereka juga akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal yang menjadi prioritas utama dalam pekerjaannya. Hal ini mungkin terjadi akibat gangguan pola tidur atau pola makan yang tidak teratur. Depresi juga akan membuat seseorang menjadi cepat lelah karena beban pikiran dan perasaan yang harus dipikulnya kapan saja dan dimana saja, suka maupun tidak suka, tanpa disadarinya.
Jadi jelas, seseorang yang mengalami depresi dapat terlihat dari kinerja kerja yang menurun, menjadi kacau, lamban, yang tidak dapat memecahkan suatu masalah , dan bahkan dapat menciptakan masalah baru.
Menurunnya Produktivitas Kerja.
Seseorang yang mengalami depresi akan mengikis atau bahkan bisa kehilangan motivasi dirinya untuk dapat bekerja secara maksimal. Oleh karena itu, orang tersebut tidak dapat menikmati dan bahkan puas atas kinerja kerja yang telah dilakukannya. Energi serta pikiran orang tersebut, yang telah “dikuras” habis saat mengalami depresi serta ditambah target-target yang telah ditetapkan untuk dicapai, dapat membuat orang tersebut semakin kehilangan lagi energi diri, mudah sekali menjadi cepat lelah padahal belum melakukan aktivitas kerja yang berarti.

2. Gejala Psikis yang dialami
Kehilangan Nilai Gambar Diri
Seorang pemimpin yang baik harus bica membaca dirinya dengan baik terlebih dahulu sebelum ia membaca orang lain. Orang yang mengalami depresi banyak memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Orang tersebut lebih banyak merasa minder dengan cara membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain.
Timbulnya Perasaan Negatif
Banyak perasaan negatif muncul ketika sesorang mengalami depresi. Orang-orang ini sering sekali mengaitkan diri dengan segala sesuatu walupun sebenarnya tidak berkaitan sekalipun. Perasaannya sangat sensitive sekali sehingga mudah curiga, marah, tersinggung, dll. Hal ini menyebabkan timbulnya perasaan bersalah bagi dirinya sendiri, karena mereka gagal mengerjakan tanggung jawabnya dalam pekerjaan dan menyebabkan perasaan dirinya sendiri menjadi beban yang berat ditambah lagi beban berat dari pekerjaannya yang harus ditanggungnya yang menjadi bagian tanggung jawabnya.

3. Gejala Sosial
Hal ini melibatkan orang yang depresi maupun dengan lingkungan. Masalah yang terjadi pada umumnya adalah komunikasi dengan rekan kerja yang kurang baik, sehingga dapat menyebabkan timbulnya konflik dalam pekerjaan. Orang yang mengalami depresi tidak akan nyaman lagi untuk berkomunikasi baik dengan sesama rekan kerja, sehingga hubungan yang baik dalam tempat kerja menjadi renggang.
Berdasarkan hasil penelitian, depresi yang dialami seseorang akan merubah cara kerja sistem kekebalan tubuh, menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. Sehingga orang yang mengalami depresi cenderung mudah terserang penyakit. Dampak dari depresi yang tidak diatasi dengan baik sangat berkaitan erat dengan timbulnya penyakit-penyakit baru, seperti jantung, gagguan pencernaan, darah tinggi, maag, alergi, dan penyakit lainnya. Karena itu perlu kesadaran bagi orang yang mengalami depresi untuk mempertahankan kesehatan, keseimbangan fisik, juga keseimbangan psikisnya.
Apa yang akan terjadi bila depresi tidak ditangani dengan baik?
Jawabannya sangat mudah, namun sekaligus bisa sangat menakutkan. Jika depresi tidak ditangani dengan baik maka akan timbul Depresi Ganda, yaitu Depresi Sekarang dan Depresi Esok.. Oleh karena itu sangat penting untuk menangani depresi juga di dalam dunia kerja kita. Bila depresi dalam dunia kerja tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat menjalar kepada depresi yang lain dalam kehidupan kita seperti depresi dalam keluarga, keuangan, dll.

Ada beberapa cara untuk dapat mengatasi depresi dalam dunia kerja:
1. Kerjakan tanggung jawab dengan baik.
1 Petrus 3:15 : “… Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu…..”
Tentunya merupakan sebuah kehormatan kepada kita bila diberikan sebuah tanggung jawab, yang berarti kita diberikan sebuah kepercayaan untuk dapat menyelesaikan sebuah tugas. Orang yang dipercayakan berarti orang yang diperhitungkan, orang yang diperhitungkan berarti orang yang berkualitas. Karena itu jangan menjadikan tanggung jawab tersebut sebagai sebuah beban baru, karena hal itu tidak dapat menambah nilai bagi diri kita maupun nilai bagi hasil kerja kita. Namun, kalau tanggung jawab yang diberikan kita jadikan sebagai sebuah peluang baru atau menjadi kesempatan kita untuk belajar, menambah pengalaman, skill, dan juga yang lainnya, maka hal itu dapat menjadikan nilai tambah bagi diri.
Karena itu, lakukanlah pekerjaan itu bukan hanya untuk atasan, untk mencapai target kerja, untuk diri, tapi lakukanlah lebih dari itu yaitu untuk Tuhan (Kolose 3:23).

2. Gali Talenta
Perumpamaan tentang talenta yang terdapat dalam Matius 25:14-30, mengingatkan kita agar kita tidak menyimpan talenta kita, tapi gunakan dan kembangkanlah talenta itu.
Agar tidak terus-menerus depresi, jadikanlah sebuah pekerjaan sebagai sarana untuk menggali ilmu, informasi, teknik, metode, dll. Apabila kita hanya mengerjakan pekerjaan yang biasa-biasa saja, mungkin ilmu yang kita pelajari dan kita dapat hanya sebatas hal-hal yang biasa juga. Cobalah menghadapi target yang luar biasa, yang mungkin untuk sementara waktu membuat kita dalam tekanan. Tetapi jika hal ini dikerjakan sebagai sarana untuk menggali dan mengembangkan talenta, untuk menambah ilmu, keahlian, pengalaman, dll, maka bisa jadi depresi yang kita alami sementara, akan berubah menjadi apresiasi.

3. Kasihi Diri
Matius 22:39 :”…Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Untuk dapat mengasihi sesama, kita harus memulai dengan mengasihi diri kita terlebih dahulu. Bayangkan, kita harus mengasihi keluarga kita, namun karena depresi yang terlalu berat kita jatuh sakit. Hal ini tentu akan membuat kita semakin sulit untuk mengasihi. Depresi yang dialami membuat seseorang sulit untuk mengasihi orang lain, selain itu juga orang tersebut akan sulit menerima dirinya sendiri.
Ketika mengalami depresi dalam pekerjaan, jangan hanya membayangkan atasan, manajemen, dan orang-orang lain yang terkait dalam pekerjaan kita. Yang lebih penting dan utama, pikirkan diri kita terlebih dahulu yang sedang mengalami depresi dan kemudian pikirkan jalan keluar untuk dapat mengatasi depresi tersebut.
Tidak ada segala sesuatu yang Tuhan berikan secara kebetulan dalam kehidupan kita, termasuk juga depresi di dalamnya. Tuhan tentu tidak merencanakan depresi di dalam kehidupan kita, tetapi Tuhan mengijinkan depresi tersebut melanda hidup kita. Hal itu terjadi supaya kita semakin dewasa dalam Tuhan dan dalam hidup kita.

Roma 11:36 : “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”

Daftar Pustaka:
Makalah : ”Depresi” Jakarta 12 Juni 2001, e-psikologi.com
Strategi Hidup Bijak, Philip D.Patterson & Michael W. Herndon

(Penulis adalah Gideon Pangemanan, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi September 2007)

Tidak ada komentar: