Kamis, 27 Oktober 2011

RENUNGAN: DASAR KEHIDUPAN YANG HARMONIS ADALAH MENGASIHI (ROMA 12:9-12)

Paulus adalah salah seorang yang dipakai Allah sebagai Rasul untuk mengabarkan kabar baik kepada orang-orang di zaman itu. Kabar baik tentang Kristus, sekaligus pengajaran Firman dalam bentuk, misalnya nasihat. Pada dasarnya, perikop ini menjabarkan ayat 1-2 di pasal awal, yaitu berupa nasihat yang diberikan Paulus kepada semua anggota jemaat. Ay. 9-12 adalah nasihat yang disampaikan tentang pergaulan dengan orang-orang Kristen dan mengenai pergaulan dengan orang-orang non Kristen, ay.14-21. Keduanya tetap berdasar atas nilai atau unsur “ Kasih dan Perbuatan”.ay. 9 “Hendaklah kasih itu jangan berpura-pura hindarilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Kata “pura-pura” artinya main sandiwara atau lebih dekat kepada bersikap munafik., “Jauhilah” artinya = menjijikkan bahkan lebih kuat Dari pada menjauhi bahkan membenci kejahatan. “Lakukanlah atau lebih tepat berpeganglah”
Kalimat ini adalah satu bagian yang sangat sejajar dalam maknanya. Makna kasih yang hendak ditunjukkan dalam nats ini adalah menunjuk kasih yang nyata (berbuat). Keberadaan kasih itu yang sebenarnya dan bukan yang setengah-setengah dalam konsep dan perbuatan atas dasar kasih dan perbuatan, hendak menunjukkan bahwa Kasih itu tidaklah merupakan suatu konsep tetapi nyata dalam perbuatan….artinya, didalam kasih tidak ada kejahatan sebab dalam kasih ada kebencian (pada kejahatan) dan selalu berpihak (berpegang dan melakukan) pada yang baik. Kata kasih yang dimaksudkan dalam hal ini adalah AGAPE, yaitu Kasih Allah yang telah dicurahkanNya, dalam hati kita manusia oleh Roh Kudus. Hal ini menyatakan juga bahwa Kasih yang dimaksudkan sangat bertolak belakang dengan kepurapuraan, kasih yang diharapkan dapat ditunjukkan secara nyata dan mampu memancar dalam perbuatan kita. Dalam bentuk kasih diperlukan adalah sebuah komitmen. Oleh karena itu kasih tidak ada gunanya tanpa perwujudan atau tindakan yang nyata.
Ay. 10 “ Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat”.
Kata kasih kembali lagi diungkapkan dalam ayat ini. Kasih dalam hal ini diarahkan bagi terwujudnya kasih dalam ruang lingkup persaudaraan (sesama orang Kristen). Kasih menjadi unsur utama atau dasar bagi kehidupan serta dalam hidup persekutuan bersama. Kasih dan penghormatan adalah dua hal yang berbeda. Penghormatan belum tentu mengandung kasih, tetapi di dalam kasih terkandung unsur penghormatan atau rasa hormat (sebagai sesama). Kasih itu membawa manusia kepada kerendahan hati untuk dapat hidup saling menghormati satu dengan yang lain. Kata kasih yang diperdengarkan dalam kata aslinya berarti cinta yang mesra. Apapun yang menjadi ceritanya adalah bahwa kasih itu perlu diwujud nyatakan dalam hubungan sebagai saudara ( sesama Kristen atau non Kristen). Disini yang hendak dikatakan adalah supaya orang-orang Kristen mampu menempatkan kasih Allah itu dalam hubungannya dengan sesama dengan menghormati satu dengan yang lainnya.
Ay. 11 “ Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala- nyala dan layanilah Tuhan”.
Kerajinan adalah salah satu bagian yang menjadi sisi kehidupan manusia . Setiap orang Kristen memerlukannya. Kitab suci selalu mengajak agar kerajinan manusia jangan mengendor. Ini ditemukan dalam Tuhan Yesus sendiri. Kerajinan adalah bagian hidup yang perlu dihidupkan sehingga menghasilkan suatu gerakan yang hebat. Semangat manusia kapan sajapun dapat mengendor dengan berjalanya waktu. Tetapi disini, hendaklah roh manusia itu menyala-nyala, mendidih atau berkobar-kobar supaya kerajinan itu hidup. Sebab, roh manusia hanya dapat memiliki kerajinan, semangat dan gerakan oleh pengaruh Roh Kudus. Ia adalah roh yang berkuasa atas roh manusia. Dalam hal ini, manusia hendaknyalah mengarahkan rohnya dalam kesungguhan dan ketaatannya pada Kuasa Roh. dengan begitu roh akan dimampukan hidup dan melayani Allah.
Ay.12. “ Bersukacitalah dalam Pengharapan , sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa”.
• Pengharapan adalah salah satu sikap hidup orang percaya. Pengharapan yang dimaksud bukanlah agar kita bahagia, agar kita sehat, berbudi dan agar kita berumur panjang. Yang dimaksud adalah pengharapan akan kedatangan dunia yang baru, akan kebangkitan dan kehidupan bersama Kristus.
• Kata kesesakan dalam bahasa aslinya berarti kesengsaraan.. Kesengsaraan yang dimaksud adalah” kesengsaraan orang – orang percaya” yang melakukan kehendak Allah. Sebab kesengsaraan itu tidak terpisahkan dari kehidupan orang percaya (Yoh. 16:33), kesengsaraan yang dimaksud adalah karena melakukan kehendakNya.
• Kata bertekun “ Secara khusus di dalam doa”. Bila demikian , bukan hanya sekedar berdoa tetapi juga menuntut ketekunan didalamnya, karena doa dalam ketekunan menjadikan komunikasi kita dengan Allah tidak terputus.
Alkitab adalah buku berisikan Firman Allah yang mengatur kehidupan umat. Allah menghendaki hidup yang sesuai dengan kehendakNya, baik yang hidup pada masa lampau maupun jaman sekarang. Allah adalah sumber segala hidup dan Dia sendiri adalah Kasih. Jemaat didalam nats ini, memiliki sebuah PERINTAH UTAMA yaitu “ untuk hidup dalam kasih”. Di dalam kasih, dalam persaudaraan, keharmonisan dan penghormatan yang mereka mimpikan akan terwujud. Bila demikian, kehidupan umat saat ini tentu kembali di pertanyakan. Apa perintah utama dalam hidup kita sekarang ini bila dilihat dari tantangan dan perkembangan jaman. Disisi lain apa makna hidup kita sebagai jemaat bila di perhadapkan dengan segala realitas- realitas pada masa kini.Memang pengikut Kristus selalu diperhadapkan dengan banyak perkara.(“Banyak perkara yang tak dapat kita mengerti , mengapakah harus terjadi.. di dalam kehidupan ini.... Satu perkara yang kita simpan dalam hati tiada satupun kan terjadi, tanpa Allah perduli. Allah mengerti,.. Allah perduli segala persoalan yang kita hadapi tak akan pernah dibiarkannya kita bergumul sendiri sebab Allah mengerti.”) tetapi apakah perkara itu membuat kita kalah dan tidak menyatakan kasih yang sesungguhnya di dalam kehidupan kita? saudara-saudaraku Kekasih dalam Kristus Yesus:
Secara khusus 150 tahun HKBP, Allah yang kita kenal mengerti tentang persoalan kita, Allah yang kita kenal mengetahui apapun yang menjadi beban kita namun hendaklah dalam semua itu kita saling menguatkan serta mengasihi karena itu adalah buah dalam persaudaraan menurut Alkitab. Di mana kita sekarang ini menempatkan alkitab sebagai aturan hidup bersama, Allah yang dulu menyatakan Kasih dan kebenaranNya untuk membawa orang Batak mengenal Firman Tuhan tetap ada sekarang bekerja dan melihat hidup kita. Allah mau kehidupan Jemaat HKBP dalam usia 150 hendaknya saling mengasihi, tetap bertumbuh seturut dengan Firmanya dan mari kita menjalin kasih sebagaimana Yesus mengasihi kita sampai saat ini. Amin

(Penulis adalah Pdt. L. br. Simanjuntak, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Oktober 2011)